CONTOH PROPOSAL PENELITIAN BIOLOGI METODE SIMULASI

PENERAPAN METODE SIMULASI PADA KONSEP SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TRIENG GADENG


A. Latar Belakang
Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran di sekolah saat ini yaitu rendahnya daya serap siswa yang dibuktikan dengan rerata hasil belajar siswa yang senantiasa masih sangat memprihatinkan (Suharyanto 2009). Penyebabnya yaitu kondisi pembelajaran yang masih konvensional dan masih bersifat teacher centris sehingga tidak menyentuh dimensi ranah siswa itu sendiri. Metode pembelajaran yang ditampilkan oleh guru lebih banyak didominasi guru, sehingga siswa cenderung pasif dan tidak diberi akses untuk berkembang secara mandiri. Hal tersebut menggambarkan bahwa proses pembelajaran yang berlangsung belum optimal.
Belum optimalnya proses pembelajaran diduga berasal dari berbagai faktor, diantaranya adalah guru kurang menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi. Selama proses kegiatan belajar mengajar, guru masih sering menggunakan metode ceramah. Metode ceramah merupakan cara menyampaikan meteri kepada siswa yang dilakukan secara lisan. Kelemahan metode ceramah adalah membosankan, siswa tidak aktif, informasi hanya satu arah, feed back relatif rendah, menggurui dan melelahkan, kurang melekat pada ingatan siswa, kurang terkendali baik waktu maupun materi, monoton, tidak mengembangkan kreativitas siswa, menjadikan siswa hanya sebagai objek didik, tidak merangsang siswa untuk membaca (Zaini, 2007).
Berdasarkan silabus kelas VIII, materi sistem peredaran darah pada manusia merupakan materi yang mempelajari tentang macam organ penyusun sistem peredaran darah pada manusia, fungsi jantung, pembuluh darah dan darah dalam sistem peredaran darah, mendata penyakit yang berhubungan dengan sistem peredaran darah yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan upaya mengatasinya. Oleh karena itu perlu diupayakan pembelajaran yang menyenangkan yang mampu membangkitkan motivasi dan semangat belajar siswa agar aktivitas dan hasil belajar siswa tinggi.
Pemahaman siswa terhadap materi sistem peredaran darah dapat ditingkatkan dengan proses pembelajaran yang dapat menanamkan konsep dengan benar, mudah diingat dan menyenangkan. Guru perlu memberikan perhatian kepada siswa dengan merancang suatu aktivitas dan desain pembelajaran untuk mengefektifkan proses belajar mengajar serta membangkitkan motivasi belajar siswa agar mampu menumbuhkan interaksi antara siswa dengan siswa, guru dan lingkungannya. Salah satu strategi yang dapat diterapkan untuk membangkitkan motivasi dan semangat belajar siswa adalah dengan menggunakan metode simulasi.
Mulyani (2008) menyebutkan
“Metode simulasi merupakan salah satu cara yang dapat diterapkan dalam strategi pembelajaran berbasis bioedutainment. Strategi pembelajaran berbasis bioedutainment merupakan strategi pembelajaran Biologi yang menghibur dan menyenangkan. Pada strategi pembelajaran berbasis bioedutainment ini terkandung unsur pembelajaran ilmu, proses keilmuan, keterampilan berkarya, kerjasama, permainan yang mendidik, kompetisi, tantangan, dan sportivitas. Semuanya dikemas dalam bentuk yang menghibur dan menyenangkan.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka timbul keinginan peneliti untuk menerapkan pembelajaran materi sistem peredaran darah dengan menggunakan metode simulasi. Melalui penerapan metode ini, diharapkan nantinya akan berpengaruh positif terhadap hasil belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Penelitian tersebut penulis beri judul Penerapan Metode Simulasi pada Konsep Sistem Peredaran Darah Manusia dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Trieng Gadeng.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat dikaji dalam skripsi ini adalah “Apakah pembelajaran materi Sistem Peredaran Darah dengan menggunakan metode simulasi di SMP Negeri 1 Trieng Gadeng dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran materi Sistem Peredaran Darah dengan metode simulasi di SMP Negeri 1 Trieng Gadeng terhadap hasil belajar siswa.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa
Meningkatkan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar dan siswa lebih tertarik pada pelajaran Biologi karena simulasi menawarkan pembelajaran yang menyenangkan.
2. Bagi guru
Sebagai alternatif pembelajaran Biologi yang menarik dan menyenangkan pada materi Sistem Peredaran Darah sehingga dapat dikembangkan pada materi pelajaran Biologi yang lain.
3. Bagi sekolah
Bagi sekolah dalam upaya perbaikan proses pembelajaran sehingga prestasi siswa lebih meningkat.

E. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah pembelajaran materi Sistem Peredaran Darah Manusia di SMP Negeri 1 Trieng Gadeng dengan metode simulasi dapat meningkatkan hasil belajar.

F. Kajian Pustaka
1. Materi Sistem Peredaran Darah pada Manusia
Berdasarkan silabus KTSP kelas VIII SMP N 1 Trieng Gadeng, konsep Sistem Peredaran Darah pada Manusia merupakan salah satu konsep yang diajarkan di kelas VIII Semester Genap. Konsep ini mempelajari tentang macam organ penyusun sistem peredaran darah pada manusia , fungsi jantung, pembuluh darah dan darah dalam sistem peredaran darah, mendata penyakit yang berhubungan dengan sistem peredaran darah yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan upaya mengatasinya. Kompetensi dasar yang ada dalam silabus SMP, disebutkan bahwa dari konsep sistem peredaran darah pada manusia adalah siswa mampu mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan, sedangkan indikator yang harus dicapai oleh siswa dalam konsep Sistem Peredaran Darah pada Manusia adalah membandingkan macam organ penyusun sistem peredaran darah pada manusia, menjelaskan fungsi jantung, pembuluh darah dan darah dalam sistem peredaran darah pada manusia, serta mendata penyakit yang berhubungan dengan sistem peredaran darah yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan upaya mengatasinya.

2. Metode Simulasi
Metode simulasi menurut Suwono dan Andari (1999) menampilkan simbol-simbol atau peralatan yang menggantikan proses, kejadian atau benda yang sebenarnya. Metode simulasi terutama dipakai untuk menjelaskan proses atau kejadian yang tidak dapat diamati secara langsung atau yang diprediksi akan terjadi. Kejadian atau proses analogis yang dimunculkan dalam simulasi akan  memudahkan siswa untuk memahami proses atau kejadian sebenarnya yang tidak dapat diamati secara langsung.
Simulasi dalam metode mengajar dimaksudkan sebagai cara untuk menjelaskan sesuatu (bahan pelajaran) melalui perbuatan yang bersifat pura-pura atau melalui proses tingkah laku imitasi, atau bermain peranan mengenai suatu tingkah laku yang dilakukan seolah-olah dalam keadaan yang sebenarnya (Sudjana 2000).
Simulasi merupakan jenis permainan yang cukup menyenangkan. Selain siswa harus memainkan peran tertentu, melalui permainana ini siswa juga dapat mengembangkan kemampuan bersosialisasi dengan temannya. Apron (karton bertuliskan nama peran) yang dikalungkan pada siswa sesuai perannya digunakan untuk memperjelas peran seorang siswa (Saptono 2003).
Pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran menurut Rustaman dkk (2003) adalah pembelajaran dengan cara seolah-olah berada dalam suatu situasi untuk memperoleh suatu pemahaman tentang suatu konsep. Metode simulasi (bermain peran) adalah metode yang melibatkan interaksi antara dua siswa atau lebih tentang suatu topik atau situasi. Siswa memerankan peran masing-masing sesuai dengan tokoh yang ia lakoni, mereka berinteraksi selama memerankan peran terbuka. Metode ini dapat dipergunakan di dalam mempraktikkan isi pelajaran, mereka diberi kesempatan seluas-luasnya  untuk  memerankan  sehingga  menemukan  kemungkinan masalah yang
akan dihadapi dalam pelaksaan sesungguhnya (Yamin 2006).
Metode simulasi (bermain peran) menurut Djamarah dan Zain (2002) mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan, sebagai berikut:
a.       Kelebihan metode simulasi (bermain peran)
1)   Siswa melatih didrinya untuk memahami dan mengingat isi bahan yang akan didramakan.
2)   Siswa akan berlatih untuk berinisiatif dan berkreatif.
3)   Bakat yang terdapat pada siswa dapat dipupuk sehingga memungkinkan akan muncul atau tumbuh bibit seni dari sekolah.
4)   Kerjasama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina sebaik-baiknya. 
5)   Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab dengan sesamanya.
6)   Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah dipahami orang lain.
b.      Kelemahan metode simulasi (bermain peran)
1)   Banyak memakan waktu.
2)   Memerlukan tempat yang cukup luas.
3)   Sering kelas lain merasa terganggu oleh suara para pemain dan tepuk tangan penonton.

3. Sistem Peredaran Darah pada Manusia
Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular adalah suatu sistem organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh (bagian dari homeostasis).
Ada dua jenis sistem peredaran darah: sistem peredaran darah terbuka, dan sistem peredaran darah tertutup. sistem peredaran darah, yang merupakan juga bagian dari kinerja jantung dan jaringan pembuluh darah (sistem kardiovaskuler) dibentuk. Sistem ini menjamin kelangsungan hidup organisme, didukung oleh metabolisme setiap sel dalam tubuh dan mempertahankan sifat kimia dan fisiologis cairan tubuh.
1)      Pertama, darah mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel dan karbon dioksida dalam arah yang berlawanan (lihat respirasi).
2)      Kedua, yang diangkut dari nutrisi yang berasal pencernaan seperti lemak, gula dan protein dari saluran pencernaan dalam jaringan masing-masing untuk mengonsumsi, sesuai dengan kebutuhan mereka, diproses atau disimpan.
Metabolit yang dihasilkan atau produk limbah (seperti urea atau asam urat) yang kemudian diangkut ke jaringan lain atau organ-organ ekskresi (ginjal dan usus besar). Juga mendistribusikan darah seperti hormon, sel-sel kekebalan tubuh dan bagian-bagian dari sistem pembekuan dalam tubuh.
Sistem peredaran darah berfungsi untuk mengedarkan zat makanan ke seluruh tubuh. Zat makanan berguna untuk pertumbuhan, mengganti sel-sel yang rusak, dan untuk beraktivitas. Pada manusia, sistem transportasi atau peredaran darah terdiri atas tiga bagian utama, yaitu jantung, pembuluh darah, dan darah.
1)      Jantung
Jantung terletak di rongga dada, diselaputi oleh suatu membran pelindung yang disebut perikardium. Dinding jantung terdiri atas jaringan ikat padat yang membentuk suatu kerangka fibrosa dan otot jantung. Serabut otot jantung bercabang-cabang dan beranastomosis secara erat.
2)      Pembuluh Darah
Pembuluh darah merupakan jalan bagi darah yang mengalir dari jantung menuju ke jaringan tubuh, atau sebaliknya. Pembuluh darah dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu pembuluh nadi, pembuluh vena, dan pembuluh kapiler.
3)      Darah
Media transpor dari sistem sirkulasi adalah darah. Darah tidak hanya mengangkut oksigen dan karbondioksida ke dan dari jaringan-jaringan dan paru-paru. Tetapi juga mengangkut bahan lainnya ke seluruh tubuh. Hal ini meliputi molekul-molekul makanan (seperti gula, asam amino) limbah metabolisme (seperti urea), ion-ion dari macam-macam garam (seperti Na+, Ca++,Cl–, HCO3–), dan hormon-hormon. Darah juga berfungsi mengedarkan panas dalam tubuh. Selain itu, darah memainkan peranan aktif dalam memerangi bibit penyakit. Darah yang terdapat di dalam tubuh kira-kira 8% bobot tubuh. Jadi, seorang laki-laki dengan bobot badan 70 kg mempunyai volume darah kira-kira 5,4 liter. Darah manusia terdiri atas dua komponen, yaitu sel-sel darah yang berbentuk padatan dan plasma darah yang berbentuk cairan. Jika darah disentrifugasi, maka darah akan terbagi menjadi beberapa bagian. Bagian paling bawah adalah sel-sel darah merah, lapisan di atasnya adalah lapisan berwarna kuning yang berisi sel-sel darah putih. Sedangkan, lapisan paling atas adalah plasma darah.

G. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, penelitian kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan sejauh mana peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII SMP N 1 Trieng Gadeng dalam pembelajaran pada konsep sistem peredaran darah pada manusia. Menurut Margono (2003:105):
Pengertian Kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan menggunakan data berupa angka  sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang diketahui, dan penelitian kuantitatif ini  bertumpu sangat kuat pada pengumpulan data berupa angka hasil pengukuran, karena itu data yang terkumpul harus diolah secara statistik agar dapat di tafsir dengan baik.

Pendekatan kuantitatif menggunakan tes tulis sebagai intrumen penelitian, tes dibuat dalam bentuk pilihan ganda dan essey yang bersumber dari buku pegangan guru mata pelajaran biologi. Perangkat tes yang disusun tersebut kemudian diberikan kepada siswa yang menjadi subjek penelitian

2. Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2008:115), “Populasi adalah wilayah generalisasi  terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Tringe Gadeng Kabupaten Pidie Jaya Tahun Ajaran 2013/2014 yang terdiri dari 5 kelas dengan jumlah siswa 150 orang.
Menurut Sugiyono (2008:116) “Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode acak (random sampling). Dari 6 kelas ini, maka diambil 2 kelas, satu kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas lagi sebagai kelas kontrol yaitu kelas VIII1 dan Kelas VIII2 yang berjumlah masing-masing 30 siswa.

3. Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dalam penelian ini, peneliti terlebih melakukan pembelajaran pada kelas eksperimen, diajarkan dengan menerapkan metode simulasi dalam pembelajaran biologi pada konsep sistem peredaran darah pada manusia, untuk kelas kontrol diajarkan dengan menerapkan metode ceramah. Setelah semua materi tentang sistem pencernaan makanan pada manusia selesai diajarkan, pada akhir pertemuan diadakan tes pada kedua kelas dengan soal yang sama. Nilai yang didapat dari tes inilah yang diambil sebagai data.

4. Metode Analisa Data
Dari data yang diperoleh, peneliti akan mengolah, menganalisis dan mengambil kesimpulan yang berkenaan dengan data tersebut. Dalam tahap ini adalah tahap yang paling penting dalam suatu penelitian, karena pada tahap inilah peneliti dapat mengolah data, data tersebut diproses dengan menggunakan statistik yang sesuai dengan yang diteliti. Kegiatan pengolahan data diawali dengan mentabulasi data-data yang telah terkumpul ke dalam daftar distribusi frekuensi:
1.      Mentabulasi data ke dalam daftar distribusi frekuensi.
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dengan panjang kelas yang sama, maka menurut Sudjana (2002:47) terlebih dahulu harus ditentukan:
  1. Rentang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil.
  2. Banyaknya kelas interval yang diperlukan untuk menggunakan aturan Sturges yaitu banyaknya kelas (K) = 1+ (3.3) log n. Dimana n menyatakan banyaknya data dan hasil akhir dijadikan bilangan bulat.
  3. Panjang kelas interval (P)= rentang/banyak kelas
  4. Ujung bawah kelas pertama, untuk ini bisa dipilih sama dengan data terkecil atau nilai data yang lebih kecil dari data terkecil, tetapi selisihnya harus kurang dari panjang kelas yang sudah ditentukan
2.      Mencari nilai rata-rata (x).
         Untuk data yang telah disusun dalam daftar distribusi frekuensi, menurut Sudjana (2002:70) rata-rata hitung dapat dicari dengan menggunakan rumus:
x= ∑fi xi / ∑fi
Keterangan:
x  = Nilai rata-rata siswa
fi = Frekuensi kelas interval data (nilai)
xi = Nilai tengah hasil tes
3.      Mencari varians (S2) dan simpangan baku (S)
         Untuk mencari varians (S2) dan simpangan baku (S), menurut Sudjana (2002:95) dihitung dengan rumus:

 

4.      Uji normalitas sebaran data (x2)
         Selanjutnya untuk menguji normalitas data digunakan statistik uji chi-kuadrat seperti yang ditemukan Sudjana (2002:273) adalah sebagai berikut:
        

 Taraf signifikan α = 0,05, derajat kebebasan Chi-kuadrat besarnya adalah dk = (k-3), oleh karena itu x2 hitung = x2 tabel, maka H0 diterima
5.      Pengujian hipotesis dengan uji-t.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji –t pihak kanan, dengan taraf signifikan α = 0,05. Uji yang digunakan adalah uji dua rata-rata µ0 dan µ1, pasangan hipotesis perbandingannya adalah:
Ho µ1 = µ0     (Tidak ada pengaruh signifikan bila menggunakan metode simulai terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem peredaran darah pada manusia).
Haµ1 > µ0 (Ada pengaruh signifikan bila menggunakan metode simulasi terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem peredaran darah pada manusia).
Dalam penelitian ini diambil µ0 = 65 yang merupakan nilai standar untuk menyatakan bahwa siswa telah menguasai 65% dari materi yang telah diajarkan. Menurut Sudjana (2002 : 232) tentang kriteria pengujian sesuai dengan aturan pihak kiri yaitu “tolak  H0 jika t ≤ t(1 α) dan diterima H0 jika t berharga lain. Pengujian hipotesis dengan menggunakan ststistik uji-t adalah sebagai berikut:  
                  





DAFTAR PUSTAKA
Djamarah S & Zain A. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Mulyani ES, A Marianti, T Widianti, S Saptono, KK Pukan, & SH Bintari. 2008. Jelajah Alam Sekitar Pendekatan Pembelajaran Biologi. Jurusan Biologi FMIPA Unnes.
Rustaman & Nuryani Y. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Saptono S. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Semarang: UNNES
Sudjana, N. 2000. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Alegensindo.
Sudjana. N. 2002. Metode Statistik. Jakarta: Tarsito.
Suharyanto A. 2009. Peningkatan Kualitas Pendidikan Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Berbasis Konstruktivistik. Jurnal Lembaran Ilmu Kependidikan 38(1): 68-77.
Suwono H & Andari Pri. 1999. Kualitas Proses dan Hasil Pembelajaran Fungsi Darah Melalui Metode Simulasi pada Siswa Kelas V SDN Bunulrejo V Malang. Jurnal Biologi dan Pengajarannya 4(1): 21-36.
Yamin M. 2006. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada Press.
Zaini H, B Munth & SA Aryan. 2007. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Center for Teaching Staff Development (CTSD) Institut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERKEMBANGAN TEATER DI INDONESIA

SIMPLE PAST TENSE DAN PRESENT PERFECT TENSE, RECAUNT TEX, NARATIVE TEXT